Jumat, 25 April 2014

summary direct and indirect



SUMMARY DIRECT AND INDIRECT
1.    Present Tense
-          Eggy said,”I write a novel about science fiction”.
-          Eggy said that he wrote a novel about science fiction.
2.    Past Tense
-          Mela said,”I bought a new pencil case yesterday”.
-          Mela said that she had brought a new pencil case the day before.
3.    Present Continuous
-          Difa said,”I am going to the airport”.
-          Difa said that she was going to the airport.
4.    Present Perfect
-          Gita said,”I have done my assigment”.
-          Gita said that she had done her assigment.
5.    Past Continuous
-          Liza said,”I was playing candy crush”.
-          Liza said that she had been playing candy crush.
6.    Present Perfect Continous
-          Ari said,”I have been seeing ghosts”.
-          Ari said that he had been seeing ghosts.

Selasa, 15 April 2014

softskill proposal



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Semua dapat dilihat dari semakin banyaknya jenis usaha baru yang mucul dalam masyarakat, hal ini mendorong terjadinya persaingan yang semakin ketat. Maka untuk dapat bertahan setiap perusahaan dituntut untuk dapat menjadi yang terbaik pada setiap bidang usaha yang mereka geluti (Hermawan, 2008).
Pada umumnya setiap perusahaan menjalankan usaha bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin, sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka waktu yang panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu ditunjang oleh kinerja sumber daya manusia yang baik dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki (Juliando, 2011).
Suatu badan usaha memerlukan manajemen sumber daya manusia yang berguna untuk mengatur karyawannya agar dapat berfungsi sesuai fungsi dan kemampuannya guna meningkatkan produktivitas kerja, efektivitas, dan efisiensi sumber daya manusia. Sebelum seorang manajer menempatkan karyawannya pada posisi-posisi yang akan diisi, ada baiknya diadakan seleksi terlebih dahulu (Sanjaya, 2011)
Berdasarkan hasil seleksi tersebut, perusahaan akan mendapatkan karyawan yang tepat pada jabatan yang tepat. Penempatan sumber daya manusia yang tepat menyebabkan karyawan bekerja dengan baik sesuai dengan keahliannya, hal itu sangat diperlukan agar mendapatkan hasil waktu yang optimal. Dalam proses penempatan dapat dihitung berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan dan ketepatan karyawan yang efektif berdasarkan waktu pengerjaan masing-masing unit produksi (Prabowo dan Agustin, 2009)
Rumah Potong Hewan HM. Taufik yang bergerak di bidang perdagangan ini pun mengakui pentingnya seleksi dan penempatan sumber daya manusia sesuai dengan keahliannya masing-masing, serta diharapkan sumber daya manusia yang loyal terhadap perusahaan, yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Manajemen sumber daya manusia pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik harus benar-benar ahli dalam menilai dan menempatkan calon karyawan maupun karyawannya sesuai dengan prinsip “The Right Man in The Right Place”.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik  dengan mengangkat judul “Analisis Penempatan SDM Dengan Metode Hungarian Pada Rumah Potong Hewan HM.Taufik”.

1.2       Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ilmiah ini, yaitu :
1.      Bagaimana penempatan sumber daya manusia pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik dengan menggunakan metode Hungarian ?

1.3       Batasan Masalah
            Dalam penulisan ini peneliti membatasi masalah pada pekerjaan-pekerjaan di Rumah Potong Hewan HM. Taufik yang :
-          Berkaitan dalam menghasilkan barang berupa daging kambing
-          Tidak berkaitan dalam menghasilkan barang daging kambing seperti pengerokan kepala dan kaki kambing, pengerokan kulit kambing, penggaraman kulit kambing, pembentangan dan penjemuran kulit kambing, serta penjemuran dan pengangkatan kotoran kambing.

1.4       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penulisan ilmiah ini, yaitu :
1.         Mengetahui bagaimana penempatan sumber daya manusia pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik dengan menggunakan metode Hungarian ?

1.5       Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai dan manfaat kepada berbagai pihak yang membutuhkan terutama bagi pihak Rumah Potong Hewan HM.Taufik sebagai penentu dalam penempatan sumber daya manusia agar tujuannya tercapai.
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi atau pedoman untuk penelitian selanjutnya bagi para pembaca maupun penulis sendiri.

1.6                          Metodologi Penelitian
1.6.1         Objek Penelitian
                                    Objek penelitian yang digunakan penulis adalah Rumah Potong Hewan HM. Taufik yang beralamat di Jalan Caman Raya Utara Rt005 Rw016 No.23 Jakasampurna, Bekasi Barat.
1.6.2    Data /Variabel
                                    Data yang digunakan oleh penulis adalah data primer yang diperoleh langsung dari Rumah Potong Hewan HM. Taufik.
1.6.3    Metode Pengumpulan Data
                                    Untuk mendapatkan data yang akan dipakai dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1.                   Wawancara
Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali informasi secara detail.
2.                   Observasi
Merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi seperti perilaku manusia, proses kerja, maupun gejala-gejala alam secara langsung.
3.                   Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988 : 11).

1.7       Alat Analisis
            Alat analisis yang digunakan penulisan adalah Metode Hungarian. Masalah penugasan (assignment problem) adalah suatu masalah mengenai pengaturan objek untuk melaksanakan tugas, dengan tujuan meminimalkan biaya, waktu, jarak, dan sebagainya ataupun memaksimalkan keuntungan yang salah satu penyelesaiannya menggunakan metode Hungarian (Soemartojo, 1997)
            Metode Hungarian adalah metode yang memodifikasi baris dan kolom dalam matriks efektifitas sampai muncul sebuah komponen nol tunggal dalam setiap baris atau kolom yang dapat dipilih sebegai alokasi penugasan (Prawisentono, 2005)


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Kerangka Teori
            2.1.1    Pengertian Manajemen Personalia
                        Manajemen personalia atau manajemen kepegawaian merupakan alih bahasa dari kata personal management. Manajemen personalia adalah manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau dalam bidang kepegawaian. Di bawah ini adalah pendapat beberapa ahli :
·         Manajemen personalia adalah seni dan ilmu memperoleh dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secara berdaya guna dan berhasil guna dan adanya kegurahan kerja dari para tenaga kerja (Manulung, 2004).
·         Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat (Flippo dalam Handoko, 1996 : 3).
·         Manajemen personalia sebagai penerimaan seleksi, pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi (French dalam Handoko, 1996 : 4).
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa sumber daya yang utama dikelola adalah sumber daya manusia. Karena manusia sangat berperan aktif dalam semua kegiatan perusahaan atau organisasi. Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sumber daya manusia dalam perusahaa. Tujuan manajemen personalia adalah untuk memberikan satuan kerja yang efektif dalam tenaga kerja kepada perusahaan.

            2.1.2    Desain Pekerjaan
            Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok secara organisasional. Tujuannya adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi dan teknologi dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan pribadi dan individual para pemegang jabatan (Handoko, 2000 : 178).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja potensial yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sedangkan faktor organisasi mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang efisien untuk mencapai output yang maksimal dari pekerjaan karyawan.

2.1.3        Pengertian Riset Operasional
                                    Istilah riset operasional pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh MC.Closky dan Trifthen di suatu kota kecil, Bowdsey, Inggris. Riset operasional digambarkan sebagai suatu pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan yang melibatkan operasi-operasi dalam sistem operasional. Berdasarkan namanya, riset operasional melibatkan “riset pada operasi” jadi riset operasional diterapkan pada masalah-masalah tentang bagaimana memperlakukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dalam suatu operasi. Adapun definisi-definisi Riset Operasional menurut pendapat para ahli, diantaranya :
·         Riset operasional sebagai peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan matematika dan logika dalam kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga akhirnya permasalahan tersebut dapat dipecahkan secara optimal (Miller dan Star dalam Handoko, 1996 : 4).
·         Riset operasi sebagai model ilmiah (scientific method) yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan dasar kuantitatif (Morse dan Kimball dalam Handoko, 2000).
·         Riset operasional berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana merancang dan menjalankan sistem manusia-mesin secara terbaik, biasanya membutuhkan alokasi sumber daya yang langka (Mulyono, 2002 : 3).
Jadi dapat kita simpulkan Riset Operasional yaitu suatu tindakan-tindakan untuk pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah-masalah yang akan timbul dengan penggunaan dasar kuantitatif, agar masalah yang timbul dapat diselesaikan dan ditemukan pemecahannya sehingga dapat diselesaikan secara optimum.
Pendekatan yang digunakan pada riset operasional adalah pendekatan dengan metode ilmiah. Pendekatan ini biasanya dimulai dengan dilakukannya observasi dan formulasi masalah, kemudian dilanjutkan dengan membuat permodelan (biasanya berbentuk model matematis) yang menyatukan esensi dan keadaan yang sebenarnya yang akan dianalisis selanjutnya dicari solusi optimal berdasarkan model untuk memecahkan masalah.

            2.1.4    Pengertian Masalah Alokasi Tenaga Kerja
Masalah ini disebut dengan masalah penugasan (assignment problem) yang merupakan suatu kasus khusus dari masalah linear programming pada umumnya.
Dalam dunia bisnis dan industri, manajemen sering menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan penugasan optimal dari bermacam-macam sumber yang produktif atau personalia yang mempunyai tingkat efisiensi yang berbeda-beda untuk tugas yang berbeda pula. Masalah alokasi tenaga kerja adalah masalah-masalah yang berhubungan dengan alokasi optimal dari berbagai macam sumber daya yang produktif terutama tenaga kerja atau personalia yang mempunyai tingkat efisiensi berbeda-beda untuk pekerjaan yang berbeda-beda pula (Handoko, 2000 : 183).



            2.1.5    Metode Penugasan
Metode penugasan juga sering disebut metode Hungarian. Manajemen produksi sering menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan alokasi optimal dari berbagai macam sumber daya yang produktif, terutama tenaga kerja atau personalia, yang mempunyai tingkat efisensi yang berbeda-beda untuk pekerjaan yang berbeda-beda pula.
Masalah penugasan (assignment problem) adalah suatu masalah mengenai pengaturan objek untuk melaksanakan tugas dengan tujuan meminimalkan biaya, waktu, jarak, dan sebagainya ataupun memaksimalkan keuntungan yang salah satu penyelesaiannya menggunakan metode Hungarian (Soemartojo, 1997).
Metode Hungarian adalah metode yang memodifikasi baris dan kolom dalam matriks efektifitas sampai mucul sebuah komponen nol tunggal dalam setiap baris dan kolom. Semua alokasi yang dibuat adalah alokasi optimal dan saat diterapkan pada matriks efektifitas awal, maka akan memberikan hasil penugasan yang paling minimum (Prawisentono, 2005).
Manfaat penugasan adalah menempatkan karyawan pada tempat yang sesuai dengan kemampuannya agar kerugian yang ditimbulkan dapat seminimal mungkin dan keuntungan yang semaksimal mungkin (Yamit, 1993 : 275).
Banyak tenaga kerja yang berpotensi dan yang berkemampuan tetapi tidak berpretasi dalam bekerja. Hal ini mungkin disebabkan karena lingkungan pekerjaan yang membuat karyawan tidak betah, oleh karena itu perusahaan harus menempatkan karyawan pada tempat yang tepat agar dapat keuntungan yang maksimal mungkin.

            2.1.6    Pengertian Efektifitas dan Efisiensi Tenaga Kerja
Efektifitas dan efisiensi adalah 2 hal yang sangat dibutuhkan untuk mengukur prestasi kerja di dalam suatu perusahaan adapun pengertian dari efektif dan efisiensi akan dijabarkan dibawah ini :
1.      Efisiensi adalah mendapatkan banyak keluaran dari jumlah masukkan yang terkecil atau dengan kata lain melakukan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektifitas adalah melengkapi kegiatan-kegiatan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan kata lain melakukan pekerjaan yang benar (Robbins, 2002).
2.      Hal yang paling penting adalah bukan bagaimana melakukan pekerjaan yang benar, akan tetapi bagaimana melakukan pekerjaan yang benar, akan tetapi bagaimana melakukan pekerjaan yang benar untuk dilakukan dan memuaskan sumber daya dan usaha pada pekerjaan tersebut. Untuk mewujudkan tenaga kerja yang efektif dan efisien maka harus ada kombinasi tugas yang wajar antara pembuatan suatu produksi dengan keahlian atau kemampuan yang dimiliki (Handoko, 2000)

2.2       Kajian Penelitian Sejenis
            Kajian penelitian sejenis berisikan mengenai kajian hasil dari penelitian yang sejenis atau memiliki kesamaan topik dan variabel yang akan diteliti oleh penulis.
            Tujuan dari kajian penelitian sejenis ini adalah untuk mendorong mahasiswa menghargai hasil pemikiran dan penelitian orang lain serta untuk menanamkan budaya ilmiah dengan selalu mereviw hasil penelitian orang lain sebelum mahasiswa melakukan penelitian sendiri. Penulis mengkaji penelitian ini dari contoh penelitian yang dibuat oleh :
1.                                                          Judul  : Optimasi Biaya Pekerjaan Aspal Hot Mix Dengan Model Penugasan (Assignment Model) Pada Proyek Jalan di Bali
Nama                : G.N.P Suwandira, Rita Indryani, dan Ida Ayu Rai Widhiawati
Tahun                : 2006
            Objek penelitiannya yaitu 55 proyek jalan di Bali yang dikerjakan oleh PT. Kresna Karya, PT. Tunas Jaya Sanur, PT. Adi Murti, PT. Sinar Bali, PT. Darma Buana Karya, PT. AKAS, PT. Sumber Karisma Jaya, PT. Dwi Arta Yuda Utama, PT. Makura, dan PT. Harapan Jaya pada tahun 2004.
            Dari hasil analisis 55 proyek diperoleh penugasan masing-masing AMP yaitu PT. Kresna Karya, PT. Tunas Jaya Sanur, PT. Adi Murti, PT. Sinar Bali, PT. Darma Buana Karya, PT. AKAS, PT. Sumber Karisma Jaya, PT. Dwi Arta Yuda Utama mendapat 6 penugasan. PT. Makura mendapat 4 penugasan dan PT. Harapan Jaya mendapat 3 penugasan. Total biaya sebesar Rp 29.456.132.296,00 sedangkan biaya total minimum dari pelaksanaan rill di lapangan diperoleh biaya sebesar Rp 32.347.308.872,00. Jadi, dengan model penugasan diperoleh penghematan biaya sebesar Rp 2.891.176.576,00.
2.                                                          Judul  : Optimasi Pembagian Tugas Karyawan Menggunakan Metode Hungarian
Nama                : Marline Paendong dan Jantje D. Prang
Tahun                : 2011
            Objek penelitian Lia Fashion Komo Luar dengan sistem penugasan karyawannya belum tepat. Sebaiknya penugasan karyawan yang tepat agar total kelebihan biaya produksi minimum yaitu karyawan A menjahit seragam pramuka putri, karyawan B menjahit seragam SMA putri, dan karyawan C ditugaskan menjahit baju pegawai.
3.                                                          Judul  : Optimasi Pembagian Tugas Karyawan Menggunakan Metode Hungarian
Nama                : Marline Paendong dan Jantje D. Prang
Tahun                : 2011
            Objek penelitian Man Taylor dengan sistem penugasan karyawannya belum tepat, yang tepat hanyalah karyawan A. Sebaiknya penugasan karyawan yang tepat agar waktu produksi minimum yaitu karyawan A menjahir rok kebaya, karyawan C menjahit rok kebaya, karyawan D menjahit celana panjang, dan karyawan E menjahit rok pendek.

2.2.1        Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam masalah penugasan adalah metode Hungarian.
Metode Hungarian adalah salah satu dari beberapa teknik pemecahan yang tersedia untuk masalah penugasan. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Hungarian bernama D.Konig pada tahun 1916. Syarat-syarat metode Hungarian (Taha, 1996) yaitu :
-            Jumlah i harus sama dengan jumlah j yang harus diselesaikan.
-            Setiap sumber hanya mengerjakan satu tugas.
-            Apabila jumlah sumber tidak sama dengan jumlah tugas atau sebaliknya, maka ditambahkan variabel dummy woker atau dummy job.
-            Terdapat dua permasalahan yang diselesaikan yaitu meminimumkan kerugian (biaya, waktu, jarak, dan sebagainya) atau memaksimumkan keuntungan.
     Masalah penugasan dapat dinyatakan secara matematis dalam suatu bentuk linear programming sebagai berikut :
            Minimumkan (maksimumkan) :


dengan batasan-batasan :

            dan
            Dimana Cij adalah tetapan yang telah diketahui (Handoko, 2000 : 110).

Tabel 2.1 Tabulasi Masalah Penugasan
Assignee
Assignment
1
2
.....
N
1
A11
A12
.....
A1n
2
A21
A22
.....
A2n
.....
.....
.....
.....
.....
N
An1
An2

Ann
            Pada tabulasi di atas diperoleh keterangan :
                        A11, A12 hingga Ann mempresentasikan data keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang ditimbulkan oleh setiap assigne dalam menyelesaikan suatu assignmet. Misalnya, A11 adalah data yang mempresentasikan keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang ditimbulkan oleh assigne 1 dalam menyelesaikan assignment 1.
                        Langkah-langkah penyelesaian dengan metode Hungarian untuk masalah minimalisasi :
1.                  Tentukan nilai terkecil dari setiap baris, lalu mengurangkan semua nilai dalam baris tersebut dengan nilai terkecilnya.
2.                  Melakukan pengurangan kolom jika terdapat kolom yang belum memiliki nilai nol yaitu memilih nilai terkecil dari kolom, lalu dilakukan operasi pengurangan dari tiap nilai kolom dengan bilangan terkecil yang telah dipilih.
3.                  Membentuk penugasan optimum yaitu dengan menarik sejumlah garis horizontal dan atau vertikal yang melewati seluruh sel yang bernilai nol. Jika jumlah garis = jumlah baris/kolom maka penugasan telah optimal. Jika tidak maka harus direvisi.
4.                  Melakukan revisi tabel dengan memilih nilsi terkecil yang tidak melewati garis. Nilai yang tidak dilewati garis dikurangkan dengan nilai terkecil dan nilai yang dilewati oleh 2 garis ditambahkan dengan nilai terkecil tersebut.
5.                  Kembali ke langkah 2



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1       Objek Penelitian
            Rumah Potong Hewan HM. Taufik adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan khususnya hewan ternak sapi dan kambing, daging sapi dan kambing, serta pesanan katering untuk aqiqah yang berdiri pada tahun 2004. Rumah potong ini didirikan oleh bapak H. Muhammad Taufik Hidayat yang beralamatkan di Jalan Caman Raya Utara Rt005 Rw016 No.23 Jakasampurna, Bekasi Barat.

3.2       Data/Variabel Yang Digunakan
            Data yang digunakan untuk menganalisis masalah yang terdapat pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik adalah mengenai penempatan 11  (sebelas) karyawan pada bagian produksi untuk menempati 11 (sebelas) pekerjaan yang berbeda, antara lain :
1.      Penyembelihan kambing
2.      Pengulitan kambing
3.      Penyincangan kambing
4.      Pembersihan kantung kotoran kambing
5.      Penimbangan & pencatatan kecil
6.      Pengemasan daging kambing
7.      Pengerokan kepala & kaki kambing
8.      Pengerokan kulit kambing
9.      Penggaraman kulit kambing
10.  Pembentangan & penjemuran kulit kambing
11.  Penjemuran & pengangkatan kotoran kambing
Pekerjaan-pekerjaan tersebut dikerjakan oleh 11 (sebelas) karyawan dengan waktu yang berbeda, karena karyawan tersebut memiliki keahlian yang berbeda-beda pada setiap pekerjaan, seperti yang tertera di bawah ini :

Tabel 3.1  Data Perolehan Waktu Kerja Karyawan Yang Menghasilkan Daging Kambing
Karyawan
Pekerjaan
I
II
III
IV
V
VI
Anto
09:20
10:55
08:28
11:22
08:25
05:20
Sugi
08:35
12:36
09:25
12:17
08:44
05:10
Yanto
09:44
12:10
09:24
12:25
07:30
06:05
Ari
09:00
11:15
10:10
11:38
07:25
05:35
Karim
08:56
12:15
09:28
11:55
08:10
06:13
Fatah
08:59
12:08
09:08
11:32
07:15
05:22
 Sumber : Rumah Potong Hewan HM. Taufik, 2013                                (dalam satuan menit)

Tabel 3.2  Data Perolehan Waktu Kerja Karyawan Yang Tidak Menghasilkan Daging Kambing
Karyawan
Pekerjaan
VII
VIII
IX
X
XI
Sarno
19:10
18:50
22:56
15:52
24:25
Budi
19:26
19:16
22:21
14:38
26:10
Toni
18:48
20:27
21:00
14:37
25:05
Jiman
19:03
17:02
25:30
15:10
24:20
Yamin
21:52
18:49
24:25
15:25
27:05
Sumber : Rumah Potong Hewan HM. Taufik            , 2013                                 (dalam satuan menit)



Keterangan pekerjaan :
                   I.            Penyembelihan kambing
                II.            Pengulitan kambing
             III.            Penyincangan kambing
             IV.            Pembersihan kantung kotoran kambing
                V.            Penimbangan & pencatatan kecil 
             VI.            Pengemasan daging kambing
          VII.            Pengerokan kepala & kaki kambing
       VIII.            Pengerokan kulit kambing
             IX.            Penggaraman kulit kambing
                X.            Pembentangan & penjemuran kulit kambing
             XI.            Penjemuran & pengangkatan kotoran kambing
Data di atas merupakan waktu yang dihasilkan oleh masing-masing karyawan dalam menyelesaikan sebelas pekerjaan tersebut.

3.3       Metode Pengumpulan Data
            Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis memerlukan sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah. Antara lain dengan cara :
  • Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada beberapa karyawan untuk mendapatkan data yang lebih detail yang dibutuhkan sesuai dengan penulisan ilmiah.
  • Observasi, dengan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Rumah Potong Hewan HM. Taufik, khususnya yang berhubungan dengan penulisan ini.
  • Studi Kepustakaan, teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988 ; 11).


3.4       Alat Analisis Yang Digunakan
            Alat analisis yang digunakan penulisan adalah Metode Hungarian. Masalah penugasan (assignment problem) adalah suatu masalah mengenai pengaturan objek untuk melaksanakan tugas, dengan tujuan meminimalkan biaya, waktu, jarak, dan sebagainya ataupun memaksimalkan keuntungan yang salah satu penyelesaiannya menggunakan metode Hungarian (Soemartojo, 1997).
            Metode Hungarian adalah metode yang memodifikasi baris dan kolom dalam matriks efektifitas sampai muncul sebuah komponen nol tunggal dalam setiap baris atau kolom yang dapat dipilih sebegai alokasi penugasan (Prawisentono, 2005).
Contoh Kasus
            Suatu perusahaan kecil mempunyai 4 (empat) pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan oleh 4 (empat) karyawan. Biaya penugasan seorang karyawan untuk pekerjaan yang berbeda adalah berbeda karena sifat pekerjaan berbeda-beda. Setiap karyawan mempunyai tingkat keterampilan, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan serta latihan yang berbeda pula. Sehingga biaya penyelesaian pekerjaan yang sama oleh para karyawan-karyawan yang berlainan juga berbeda. Matriks pada tabel 3.2 menunjukan biaya penugasan karyawan untuk bermacam-macam pekerjaan.
Tabel 3.3 Matriks Biaya
Karyawan
Pekerjaan
I
II
III
IV
A
Rp 15,00
Rp 20,00
Rp 18,00
Rp 22,00
B
Rp 14,00
Rp 16,00
Rp 21,00
Rp 17,00
C
Rp 25,00
Rp 20,00
Rp 23,00
Rp 20,00
D
Rp 17,00
Rp 18,00
Rp 18,00
Rp 16,00

Langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
  1. Langkah pertama adalah mengubah matriks biaya menjadi matriks opportunity cost ini dicapai dengan memilih elemen terkecil dai setiap baris dari matriks biaya mula-mula untuk mengurangi seluruh elemen (bilangan) dalam setiap baris. Sebagai contoh elemen terkecil A (=15) digunakan untuk mengurangi seluruh elemen pada baris A. Sehingga paling sedikit akan diperoleh satu elemen yang bernilai nol sebagai hasilnya. Prosedur yang sama diulang untuk setiap baris pada Tabel 3.3 untuk mendapatkan matriks biaya yang telah dikurangi (reduced-cost matrix) seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.4 Reduced-cost matrix
Karyawan
Pekerjaan
I
II
III
IV
A
Rp 0
Rp 5,00
Rp 3,00
Rp 7,00
B
Rp 0
Rp 2,00
Rp 7,00
Rp 3,00
C
Rp 5,00
Rp 0
Rp 3,00
Rp 0
D
Rp 1,00
Rp 2,00
Rp 2,00
Rp 0

  1. Reduced-cost matrix di atas terus dikurangi untuk mendapatkan total opportunity-cost matrix. Hal ini dapat dicapai dengan memilih elemen terkecil dari setiap kolom pada reduced-cost matrix untuk mengurangi seluruh elemen dalam kolom-kolom tersebut. Pada contoh di atas hanya dilakukan pada kolom III karena semua kolom lainnya telah mempunyai elemen yang bernilai nol. Bila langkah pertama telah menghasilkan paling sedikit satu nilai no pada setiap kolom, langkah kedua ini dapat dihilangkannya. Matriks total opportunity-cost ditunjukan dalam Tabel 3.4
Tabel 3.5 Total opportunity-cost
Karyawan
Pekerjaan
I
II
III
IV
A
Rp 0
Rp 5,00
Rp 1,00
Rp 7,00
B
Rp 0
Rp 2,00
Rp 5,00
Rp 3,00
C
Rp 5,00
Rp 0
Rp 1,00
Rp 0
D
Rp 1,00
Rp 2,00
Rp 0
Rp 0

Dalam contoh total opportunity-cost matrix pada Tabel 3.4 terdapat paling sedikit satu nilai nol, dalam setiap baris dan kolom.
  1. Langkah berikutnya adalah mencari skedul penugasan dengan suatu total opportunity-cost nol. Untuk mencapai penugasan ini dibutuhkan 4 (empat) “independent zeros” dalam matriks. Ini berarti setiap karyawan harus ditugaskan hanya untuk satu pekerjaan dengan opportunity-cost nol atau setiap pekerjaan harus diselesaikan oleh satu karyawan. Prosedur praktis untuk melakukan test optimalisasi adalah dengan menarik sejumlah garis horisontal atau vertikal untuk meliput seluruh elemen bernilai nol dalam total opportunity-cost matrix (lihat Tabel 3.5).
Tabel 3.6 Tabel optimalisasi
Karyawan
Pekerjaan
I
II
III
IV
A
Rp 0
Rp 5,00
Rp 1,00
Rp 7,00
B
Rp 0
Rp 2,00
Rp 5,00
Rp 3,00
C
Rp 5,00
Rp 0
Rp 1,00
Rp 0
D
Rp 1,00
Rp 2,00
Rp 0
Rp 0

Dalam Tabel 3.5 ada tiga baris yang meliputi seluruh nilai nol dibanding empat baris atau kolom, sehingga langkah berikutnya diperlukan untuk merevisi matriks.
  1. Untuk merevisi total opportunity-cost matrix, pilih elemen terkecil yang belum terliput garis-garis (yaitu opportunity-cost terendah atau pada contoh di atas = 1) untuk mengurangi seluruh elemen yang belum terliput. Kemudian tambahkan dengan jumlah yang sama (nilai elemen terkecil) pada seluruh elemen-elemen yang mempunyai dua garis yang saling bersilangan (5 pada baris C dan 1 pada baris D), atau sama dengan 6 dan 2. Masukkan hasil-hasil ini pada matriks dan menyelesaikan matriks dengan seluruh elemen-elemen yang telah direvisikan pada Tabel 3.6 berikut ini didapatkan dengan mengikuti prodsedur di atas.




Tabel 3.7 Matriks perbaikan dan Tes optimalisasi
Karyawan
Pekerjaan
I
II
III
IV
A
Rp 0
Rp 4,00
Rp 0
Rp 6,00
B
Rp 0
Rp 1,00
Rp 4,00
Rp 2,00
C
Rp 6,00
Rp 0
Rp 1,00
Rp 0
D
Rp 2,00
Rp 2,00
Rp 0
Rp 0

  1. Dalam Tabel 3.6 dibutuhkan empat garis untuk meliputi seluruh nilai nol atau sama dengan jumlah baris atau kolom, sehingga matriks penugasan optimal telah tercapai. Karyawan B ditugaskan untuk pekerjaan I karena baris B hanya mempunyai satu nilai nol pada kolom I. Kolom II berisi satu nilai nol pada baris C, jadi karyawan A ditugaskan untuk pekerjaan III, karena pekerjaan I telah ditugaskan pada karyawan B. Karyawan D ditugaskan untuk pekerjaan terakhir, yaitu pada pekerjaan IV. Skedul penugasan optimal dengan biaya minimum adalah sebagai berikut :
Skedul Penugasan                                                                               Biaya
Karyawan A pada pekerjaan III                                                         Rp 18,00
Karyawan B pada pekerjaan I                                                            Rp 14,00
Karyawan C pada pekerjaan II                                                           Rp 20,00
Karyawan D pada pekerjaan IV                                                         Rp 16,00  +
                                                                        Jumlah                         Rp 68,00