BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Semua dapat dilihat
dari semakin banyaknya jenis usaha baru yang mucul dalam masyarakat, hal ini
mendorong terjadinya persaingan yang semakin ketat. Maka untuk dapat bertahan
setiap perusahaan dituntut untuk dapat menjadi yang terbaik pada setiap bidang
usaha yang mereka geluti (Hermawan, 2008).
Pada umumnya
setiap perusahaan menjalankan usaha bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimal mungkin, sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan untuk
jangka waktu yang panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu ditunjang oleh
kinerja sumber daya manusia yang baik dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai
dengan kemampuan yang mereka miliki (Juliando, 2011).
Suatu badan
usaha memerlukan manajemen sumber daya manusia yang berguna untuk mengatur
karyawannya agar dapat berfungsi sesuai fungsi dan kemampuannya guna
meningkatkan produktivitas kerja, efektivitas, dan efisiensi sumber daya manusia.
Sebelum seorang manajer menempatkan karyawannya pada posisi-posisi yang akan
diisi, ada baiknya diadakan seleksi terlebih dahulu (Sanjaya, 2011)
Berdasarkan
hasil seleksi tersebut, perusahaan akan mendapatkan karyawan yang tepat pada
jabatan yang tepat. Penempatan sumber daya manusia yang tepat menyebabkan
karyawan bekerja dengan baik sesuai dengan keahliannya, hal itu sangat diperlukan
agar mendapatkan hasil waktu yang optimal. Dalam proses penempatan dapat dihitung
berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan dan ketepatan karyawan yang efektif
berdasarkan waktu pengerjaan masing-masing unit produksi (Prabowo dan Agustin,
2009)
Rumah Potong
Hewan HM. Taufik yang bergerak di bidang perdagangan ini pun mengakui
pentingnya seleksi dan penempatan sumber daya manusia sesuai dengan keahliannya
masing-masing, serta diharapkan sumber daya manusia yang loyal terhadap
perusahaan, yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik untuk meningkatkan
produktivitas kerja.
Manajemen
sumber daya manusia pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik harus benar-benar ahli
dalam menilai dan menempatkan calon karyawan maupun karyawannya sesuai dengan
prinsip “The Right Man in The Right Place”.
Berdasarkan
hal-hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada
Rumah Potong Hewan HM. Taufik dengan
mengangkat judul “Analisis Penempatan
SDM Dengan Metode Hungarian Pada Rumah Potong Hewan HM.Taufik”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang
menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ilmiah ini, yaitu :
1. Bagaimana
penempatan sumber daya manusia pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik dengan
menggunakan metode Hungarian ?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan
ini peneliti membatasi masalah pada pekerjaan-pekerjaan di Rumah Potong Hewan
HM. Taufik yang :
-
Berkaitan dalam menghasilkan barang berupa daging
kambing
-
Tidak berkaitan dalam menghasilkan barang daging
kambing seperti pengerokan kepala dan kaki kambing, pengerokan kulit kambing,
penggaraman kulit kambing, pembentangan dan penjemuran kulit kambing, serta
penjemuran dan pengangkatan kotoran kambing.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
penelitian dalam penulisan ilmiah ini, yaitu :
1.
Mengetahui bagaimana penempatan sumber daya manusia
pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik dengan menggunakan metode Hungarian ?
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan nilai dan manfaat kepada berbagai pihak yang
membutuhkan terutama bagi pihak Rumah Potong Hewan HM.Taufik sebagai penentu
dalam penempatan sumber daya manusia agar tujuannya tercapai.
Selain itu,
penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi atau pedoman untuk
penelitian selanjutnya bagi para pembaca maupun penulis sendiri.
1.6
Metodologi
Penelitian
1.6.1
Objek
Penelitian
Objek
penelitian yang digunakan penulis adalah Rumah Potong Hewan HM. Taufik yang
beralamat di Jalan Caman Raya Utara Rt005 Rw016 No.23 Jakasampurna, Bekasi
Barat.
1.6.2 Data /Variabel
Data yang digunakan oleh
penulis adalah data primer yang diperoleh langsung dari Rumah Potong Hewan HM.
Taufik.
1.6.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data
yang akan dipakai dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode-metode
sebagai berikut :
1.
Wawancara
Dengan wawancara data yang diperoleh
akan lebih mendalam, karena mampu menggali informasi secara detail.
2.
Observasi
Merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi seperti perilaku
manusia, proses kerja, maupun gejala-gejala alam secara langsung.
3.
Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988 : 11).
1.7 Alat
Analisis
Alat
analisis yang digunakan penulisan adalah Metode Hungarian. Masalah penugasan (assignment problem) adalah suatu masalah
mengenai pengaturan objek untuk melaksanakan tugas, dengan tujuan meminimalkan
biaya, waktu, jarak, dan sebagainya ataupun memaksimalkan keuntungan yang salah
satu penyelesaiannya menggunakan metode Hungarian (Soemartojo, 1997)
Metode Hungarian adalah metode yang
memodifikasi baris dan kolom dalam matriks efektifitas sampai muncul sebuah
komponen nol tunggal dalam setiap baris atau kolom yang dapat dipilih sebegai
alokasi penugasan (Prawisentono, 2005)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Manajemen Personalia
Manajemen personalia
atau manajemen kepegawaian merupakan alih bahasa dari kata personal management. Manajemen personalia adalah manajemen yang
mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau dalam bidang kepegawaian. Di
bawah ini adalah pendapat beberapa ahli :
·
Manajemen personalia adalah seni dan ilmu
memperoleh dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan
organisasi dapat direalisir secara berdaya guna dan berhasil guna dan adanya
kegurahan kerja dari para tenaga kerja (Manulung, 2004).
·
Manajemen personalia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu,
organisasi, dan masyarakat (Flippo dalam Handoko, 1996 : 3).
·
Manajemen personalia sebagai penerimaan seleksi,
pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi
(French dalam Handoko, 1996 : 4).
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa
sumber daya yang utama dikelola adalah sumber daya manusia. Karena manusia
sangat berperan aktif dalam semua kegiatan perusahaan atau organisasi. Manajemen
personalia diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sumber daya
manusia dalam perusahaa. Tujuan manajemen personalia adalah untuk memberikan
satuan kerja yang efektif dalam tenaga kerja kepada perusahaan.
2.1.2 Desain Pekerjaan
Desain pekerjaan adalah
fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok secara
organisasional. Tujuannya adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi dan teknologi dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan
pribadi dan individual para pemegang jabatan (Handoko, 2000 : 178).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya
tenaga kerja potensial yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sedangkan faktor organisasi mempunyai kaitan
erat dengan desain pekerjaan yang efisien untuk mencapai output yang maksimal
dari pekerjaan karyawan.
2.1.3
Pengertian Riset Operasional
Istilah riset operasional
pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh MC.Closky dan Trifthen di suatu
kota kecil, Bowdsey, Inggris. Riset operasional digambarkan sebagai suatu
pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan yang melibatkan operasi-operasi
dalam sistem operasional. Berdasarkan namanya, riset operasional melibatkan
“riset pada operasi” jadi riset operasional diterapkan pada masalah-masalah
tentang bagaimana memperlakukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dalam
suatu operasi. Adapun definisi-definisi Riset Operasional menurut pendapat para
ahli, diantaranya :
·
Riset operasional sebagai peralatan manajemen yang
menyatukan ilmu pengetahuan matematika dan logika dalam kerangka pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga akhirnya permasalahan
tersebut dapat dipecahkan secara optimal (Miller dan Star dalam Handoko, 1996 :
4).
·
Riset operasi sebagai model ilmiah (scientific method) yang memungkinkan
para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan
dasar kuantitatif (Morse dan Kimball dalam Handoko, 2000).
·
Riset operasional berkaitan dengan menentukan
pilihan secara ilmiah bagaimana merancang dan menjalankan sistem manusia-mesin
secara terbaik, biasanya membutuhkan alokasi sumber daya yang langka (Mulyono,
2002 : 3).
Jadi dapat kita simpulkan Riset Operasional yaitu suatu tindakan-tindakan
untuk pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah-masalah yang akan timbul
dengan penggunaan dasar kuantitatif, agar masalah yang timbul dapat
diselesaikan dan ditemukan pemecahannya sehingga dapat diselesaikan secara
optimum.
Pendekatan yang digunakan pada riset operasional adalah pendekatan dengan
metode ilmiah. Pendekatan ini biasanya dimulai dengan dilakukannya observasi
dan formulasi masalah, kemudian dilanjutkan dengan membuat permodelan (biasanya
berbentuk model matematis) yang menyatukan esensi dan keadaan yang sebenarnya
yang akan dianalisis selanjutnya dicari solusi optimal berdasarkan model untuk
memecahkan masalah.
2.1.4 Pengertian Masalah Alokasi Tenaga Kerja
Masalah
ini disebut dengan masalah penugasan (assignment
problem) yang merupakan suatu kasus khusus dari masalah linear programming
pada umumnya.
Dalam
dunia bisnis dan industri, manajemen sering menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan penugasan optimal dari bermacam-macam sumber yang produktif
atau personalia yang mempunyai tingkat efisiensi yang berbeda-beda untuk tugas
yang berbeda pula. Masalah alokasi tenaga kerja adalah masalah-masalah yang
berhubungan dengan alokasi optimal dari berbagai macam sumber daya yang
produktif terutama tenaga kerja atau personalia yang mempunyai tingkat
efisiensi berbeda-beda untuk pekerjaan yang berbeda-beda pula (Handoko, 2000 : 183).
2.1.5 Metode Penugasan
Metode
penugasan juga sering disebut metode Hungarian. Manajemen produksi sering
menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan alokasi optimal dari
berbagai macam sumber daya yang produktif, terutama tenaga kerja atau
personalia, yang mempunyai tingkat efisensi yang berbeda-beda untuk pekerjaan
yang berbeda-beda pula.
Masalah
penugasan (assignment problem) adalah
suatu masalah mengenai pengaturan objek untuk melaksanakan tugas dengan tujuan
meminimalkan biaya, waktu, jarak, dan sebagainya ataupun memaksimalkan
keuntungan yang salah satu penyelesaiannya menggunakan metode Hungarian
(Soemartojo, 1997).
Metode
Hungarian adalah metode yang memodifikasi baris dan kolom dalam matriks
efektifitas sampai mucul sebuah komponen nol tunggal dalam setiap baris dan
kolom. Semua alokasi yang dibuat adalah alokasi optimal dan saat diterapkan
pada matriks efektifitas awal, maka akan memberikan hasil penugasan yang paling
minimum (Prawisentono, 2005).
Manfaat
penugasan adalah menempatkan karyawan pada tempat yang sesuai dengan
kemampuannya agar kerugian yang ditimbulkan dapat seminimal mungkin dan
keuntungan yang semaksimal mungkin (Yamit, 1993 : 275).
Banyak
tenaga kerja yang berpotensi dan yang berkemampuan tetapi tidak berpretasi
dalam bekerja. Hal ini mungkin disebabkan karena lingkungan pekerjaan yang
membuat karyawan tidak betah, oleh karena itu perusahaan harus menempatkan
karyawan pada tempat yang tepat agar dapat keuntungan yang maksimal mungkin.
2.1.6 Pengertian Efektifitas dan Efisiensi Tenaga
Kerja
Efektifitas
dan efisiensi adalah 2 hal yang sangat dibutuhkan untuk mengukur prestasi kerja
di dalam suatu perusahaan adapun pengertian dari efektif dan efisiensi akan
dijabarkan dibawah ini :
1.
Efisiensi adalah mendapatkan banyak keluaran dari
jumlah masukkan yang terkecil atau dengan kata lain melakukan pekerjaan dengan
benar, sedangkan efektifitas adalah melengkapi kegiatan-kegiatan sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai dengan kata lain melakukan pekerjaan yang
benar (Robbins, 2002).
2.
Hal yang paling penting adalah bukan bagaimana
melakukan pekerjaan yang benar, akan tetapi bagaimana melakukan pekerjaan yang
benar, akan tetapi bagaimana melakukan pekerjaan yang benar untuk dilakukan dan
memuaskan sumber daya dan usaha pada pekerjaan tersebut. Untuk mewujudkan
tenaga kerja yang efektif dan efisien maka harus ada kombinasi tugas yang wajar
antara pembuatan suatu produksi dengan keahlian atau kemampuan yang dimiliki
(Handoko, 2000)
2.2 Kajian Penelitian Sejenis
Kajian
penelitian sejenis berisikan mengenai kajian hasil dari penelitian yang sejenis
atau memiliki kesamaan topik dan variabel yang akan diteliti oleh penulis.
Tujuan
dari kajian penelitian sejenis ini adalah untuk mendorong mahasiswa menghargai
hasil pemikiran dan penelitian orang lain serta untuk menanamkan budaya ilmiah
dengan selalu mereviw hasil penelitian orang lain sebelum mahasiswa melakukan
penelitian sendiri. Penulis mengkaji penelitian ini dari contoh penelitian yang
dibuat oleh :
1.
Judul :
Optimasi Biaya Pekerjaan Aspal Hot Mix Dengan Model Penugasan (Assignment
Model) Pada Proyek Jalan di Bali
Nama : G.N.P Suwandira, Rita
Indryani, dan Ida Ayu Rai Widhiawati
Tahun : 2006
Objek penelitiannya
yaitu 55 proyek jalan di Bali yang dikerjakan oleh PT. Kresna Karya, PT. Tunas
Jaya Sanur, PT. Adi Murti, PT. Sinar Bali, PT. Darma Buana Karya, PT. AKAS, PT.
Sumber Karisma Jaya, PT. Dwi Arta Yuda Utama, PT. Makura, dan PT. Harapan Jaya
pada tahun 2004.
Dari hasil analisis 55
proyek diperoleh penugasan masing-masing AMP yaitu PT. Kresna Karya, PT. Tunas
Jaya Sanur, PT. Adi Murti, PT. Sinar Bali, PT. Darma Buana Karya, PT. AKAS, PT.
Sumber Karisma Jaya, PT. Dwi Arta Yuda Utama mendapat 6 penugasan. PT. Makura
mendapat 4 penugasan dan PT. Harapan Jaya mendapat 3 penugasan. Total biaya
sebesar Rp 29.456.132.296,00 sedangkan biaya total minimum dari pelaksanaan
rill di lapangan diperoleh biaya sebesar Rp 32.347.308.872,00. Jadi, dengan
model penugasan diperoleh penghematan biaya sebesar Rp 2.891.176.576,00.
2.
Judul :
Optimasi Pembagian Tugas Karyawan Menggunakan Metode Hungarian
Nama : Marline Paendong dan Jantje D.
Prang
Tahun : 2011
Objek penelitian Lia
Fashion Komo Luar dengan sistem penugasan karyawannya belum tepat. Sebaiknya
penugasan karyawan yang tepat agar total kelebihan biaya produksi minimum yaitu
karyawan A menjahit seragam pramuka putri, karyawan B menjahit seragam SMA
putri, dan karyawan C ditugaskan menjahit baju pegawai.
3.
Judul :
Optimasi Pembagian Tugas Karyawan Menggunakan Metode Hungarian
Nama : Marline Paendong dan Jantje D.
Prang
Tahun : 2011
Objek penelitian Man
Taylor dengan sistem penugasan karyawannya belum tepat, yang tepat hanyalah
karyawan A. Sebaiknya penugasan karyawan yang tepat agar waktu produksi minimum
yaitu karyawan A menjahir rok kebaya, karyawan C menjahit rok kebaya, karyawan
D menjahit celana panjang, dan karyawan E menjahit rok pendek.
2.2.1
Alat Analisis
Alat analisis yang
digunakan dalam masalah penugasan adalah metode Hungarian.
Metode
Hungarian adalah salah satu dari beberapa teknik pemecahan yang tersedia untuk
masalah penugasan. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh seorang ahli
matematika berkebangsaan Hungarian bernama D.Konig pada tahun 1916. Syarat-syarat
metode Hungarian (Taha, 1996) yaitu :
-
Jumlah i harus sama dengan jumlah j yang harus
diselesaikan.
-
Setiap sumber hanya mengerjakan satu tugas.
-
Apabila jumlah sumber tidak sama dengan jumlah tugas
atau sebaliknya, maka ditambahkan variabel dummy
woker atau dummy job.
-
Terdapat dua permasalahan yang diselesaikan yaitu
meminimumkan kerugian (biaya, waktu, jarak, dan sebagainya) atau memaksimumkan
keuntungan.
Masalah
penugasan dapat dinyatakan secara matematis dalam suatu bentuk linear programming
sebagai berikut :
Minimumkan (maksimumkan) :
dengan batasan-batasan :
dan
Dimana Cij adalah tetapan yang telah diketahui (Handoko,
2000 : 110).
Tabel 2.1 Tabulasi Masalah
Penugasan
Assignee
|
Assignment
|
|||
1
|
2
|
.....
|
N
|
|
1
|
A11
|
A12
|
.....
|
A1n
|
2
|
A21
|
A22
|
.....
|
A2n
|
.....
|
.....
|
.....
|
.....
|
.....
|
N
|
An1
|
An2
|
|
Ann
|
Pada
tabulasi di atas diperoleh keterangan :
A11, A12
hingga Ann mempresentasikan data keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang
ditimbulkan oleh setiap assigne dalam menyelesaikan suatu assignmet. Misalnya,
A11 adalah data yang mempresentasikan keuntungan yang diperoleh atau kerugian
yang ditimbulkan oleh assigne 1 dalam menyelesaikan assignment 1.
Langkah-langkah
penyelesaian dengan metode Hungarian untuk masalah minimalisasi :
1.
Tentukan
nilai terkecil dari setiap baris, lalu mengurangkan semua nilai dalam baris
tersebut dengan nilai terkecilnya.
2.
Melakukan
pengurangan kolom jika terdapat kolom yang belum memiliki nilai nol yaitu
memilih nilai terkecil dari kolom, lalu dilakukan operasi pengurangan dari tiap
nilai kolom dengan bilangan terkecil yang telah dipilih.
3.
Membentuk
penugasan optimum yaitu dengan menarik sejumlah garis horizontal dan atau
vertikal yang melewati seluruh sel yang bernilai nol. Jika jumlah garis =
jumlah baris/kolom maka penugasan telah optimal. Jika tidak maka harus
direvisi.
4.
Melakukan
revisi tabel dengan memilih nilsi terkecil yang tidak melewati garis. Nilai
yang tidak dilewati garis dikurangkan dengan nilai terkecil dan nilai yang
dilewati oleh 2 garis ditambahkan dengan nilai terkecil tersebut.
5.
Kembali
ke langkah 2
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Rumah Potong Hewan HM. Taufik adalah suatu
perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan khususnya hewan ternak sapi dan
kambing, daging sapi dan kambing, serta pesanan katering untuk aqiqah yang
berdiri pada tahun 2004. Rumah potong ini didirikan oleh bapak H. Muhammad
Taufik Hidayat yang beralamatkan di Jalan Caman Raya Utara Rt005 Rw016 No.23
Jakasampurna, Bekasi Barat.
3.2 Data/Variabel Yang Digunakan
Data yang digunakan untuk menganalisis masalah yang terdapat
pada Rumah Potong Hewan HM. Taufik adalah mengenai penempatan 11 (sebelas) karyawan pada bagian produksi untuk
menempati 11 (sebelas) pekerjaan yang berbeda, antara lain :
1. Penyembelihan kambing
2. Pengulitan kambing
3. Penyincangan kambing
4. Pembersihan kantung
kotoran kambing
5. Penimbangan &
pencatatan kecil
6. Pengemasan daging kambing
7. Pengerokan kepala &
kaki kambing
8. Pengerokan kulit kambing
9. Penggaraman kulit kambing
10. Pembentangan &
penjemuran kulit kambing
11. Penjemuran &
pengangkatan kotoran kambing
Pekerjaan-pekerjaan tersebut dikerjakan oleh 11
(sebelas) karyawan dengan waktu yang berbeda, karena karyawan tersebut memiliki
keahlian yang berbeda-beda pada setiap pekerjaan, seperti yang tertera di bawah
ini :
Tabel 3.1 Data Perolehan Waktu Kerja
Karyawan Yang Menghasilkan Daging Kambing
Karyawan
|
Pekerjaan
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
|
Anto
|
09:20
|
10:55
|
08:28
|
11:22
|
08:25
|
05:20
|
Sugi
|
08:35
|
12:36
|
09:25
|
12:17
|
08:44
|
05:10
|
Yanto
|
09:44
|
12:10
|
09:24
|
12:25
|
07:30
|
06:05
|
Ari
|
09:00
|
11:15
|
10:10
|
11:38
|
07:25
|
05:35
|
Karim
|
08:56
|
12:15
|
09:28
|
11:55
|
08:10
|
06:13
|
Fatah
|
08:59
|
12:08
|
09:08
|
11:32
|
07:15
|
05:22
|
Sumber : Rumah Potong Hewan HM.
Taufik, 2013 (dalam satuan menit)
Tabel 3.2 Data Perolehan Waktu Kerja
Karyawan Yang Tidak Menghasilkan Daging Kambing
Karyawan
|
Pekerjaan
|
||||
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
XI
|
|
Sarno
|
19:10
|
18:50
|
22:56
|
15:52
|
24:25
|
Budi
|
19:26
|
19:16
|
22:21
|
14:38
|
26:10
|
Toni
|
18:48
|
20:27
|
21:00
|
14:37
|
25:05
|
Jiman
|
19:03
|
17:02
|
25:30
|
15:10
|
24:20
|
Yamin
|
21:52
|
18:49
|
24:25
|
15:25
|
27:05
|
Sumber : Rumah Potong Hewan HM. Taufik ,
2013 (dalam
satuan menit)
Keterangan pekerjaan :
I.
Penyembelihan kambing
II.
Pengulitan kambing
III.
Penyincangan kambing
IV.
Pembersihan kantung kotoran kambing
V.
Penimbangan & pencatatan kecil
VI.
Pengemasan daging kambing
VII.
Pengerokan kepala & kaki kambing
VIII.
Pengerokan kulit kambing
IX.
Penggaraman kulit kambing
X.
Pembentangan & penjemuran kulit kambing
XI.
Penjemuran & pengangkatan kotoran kambing
Data di atas merupakan waktu yang dihasilkan oleh
masing-masing karyawan dalam menyelesaikan sebelas pekerjaan tersebut.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis memerlukan sumber data
yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah. Antara lain dengan cara :
- Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada beberapa karyawan untuk mendapatkan data yang lebih detail yang dibutuhkan sesuai dengan penulisan ilmiah.
- Observasi, dengan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Rumah Potong Hewan HM. Taufik, khususnya yang berhubungan dengan penulisan ini.
- Studi Kepustakaan, teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988 ; 11).
3.4 Alat Analisis Yang Digunakan
Alat
analisis yang digunakan penulisan adalah Metode Hungarian. Masalah penugasan (assignment problem) adalah suatu masalah
mengenai pengaturan objek untuk melaksanakan tugas, dengan tujuan meminimalkan
biaya, waktu, jarak, dan sebagainya ataupun memaksimalkan keuntungan yang salah
satu penyelesaiannya menggunakan metode Hungarian (Soemartojo, 1997).
Metode Hungarian adalah metode yang
memodifikasi baris dan kolom dalam matriks efektifitas sampai muncul sebuah
komponen nol tunggal dalam setiap baris atau kolom yang dapat dipilih sebegai
alokasi penugasan (Prawisentono, 2005).
Contoh
Kasus
Suatu perusahaan kecil mempunyai 4
(empat) pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan oleh 4 (empat) karyawan.
Biaya penugasan seorang karyawan untuk pekerjaan yang berbeda adalah berbeda
karena sifat pekerjaan berbeda-beda. Setiap karyawan mempunyai tingkat
keterampilan, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan serta latihan
yang berbeda pula. Sehingga biaya penyelesaian pekerjaan yang sama oleh para
karyawan-karyawan yang berlainan juga berbeda. Matriks pada tabel 3.2
menunjukan biaya penugasan karyawan untuk bermacam-macam pekerjaan.
Tabel
3.3 Matriks Biaya
Karyawan
|
Pekerjaan
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
A
|
Rp 15,00
|
Rp 20,00
|
Rp 18,00
|
Rp 22,00
|
B
|
Rp 14,00
|
Rp 16,00
|
Rp 21,00
|
Rp 17,00
|
C
|
Rp 25,00
|
Rp 20,00
|
Rp 23,00
|
Rp 20,00
|
D
|
Rp 17,00
|
Rp 18,00
|
Rp 18,00
|
Rp 16,00
|
Langkah-langkah
penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
- Langkah pertama adalah mengubah matriks biaya menjadi matriks opportunity cost ini dicapai dengan memilih elemen terkecil dai setiap baris dari matriks biaya mula-mula untuk mengurangi seluruh elemen (bilangan) dalam setiap baris. Sebagai contoh elemen terkecil A (=15) digunakan untuk mengurangi seluruh elemen pada baris A. Sehingga paling sedikit akan diperoleh satu elemen yang bernilai nol sebagai hasilnya. Prosedur yang sama diulang untuk setiap baris pada Tabel 3.3 untuk mendapatkan matriks biaya yang telah dikurangi (reduced-cost matrix) seperti pada Tabel 3.3.
Tabel
3.4 Reduced-cost matrix
Karyawan
|
Pekerjaan
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
A
|
Rp 0
|
Rp 5,00
|
Rp 3,00
|
Rp 7,00
|
B
|
Rp 0
|
Rp 2,00
|
Rp 7,00
|
Rp 3,00
|
C
|
Rp 5,00
|
Rp 0
|
Rp 3,00
|
Rp 0
|
D
|
Rp 1,00
|
Rp 2,00
|
Rp 2,00
|
Rp 0
|
- Reduced-cost matrix di atas terus dikurangi untuk mendapatkan total opportunity-cost matrix. Hal ini dapat dicapai dengan memilih elemen terkecil dari setiap kolom pada reduced-cost matrix untuk mengurangi seluruh elemen dalam kolom-kolom tersebut. Pada contoh di atas hanya dilakukan pada kolom III karena semua kolom lainnya telah mempunyai elemen yang bernilai nol. Bila langkah pertama telah menghasilkan paling sedikit satu nilai no pada setiap kolom, langkah kedua ini dapat dihilangkannya. Matriks total opportunity-cost ditunjukan dalam Tabel 3.4
Tabel 3.5 Total
opportunity-cost
Karyawan
|
Pekerjaan
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
A
|
Rp 0
|
Rp 5,00
|
Rp 1,00
|
Rp 7,00
|
B
|
Rp 0
|
Rp 2,00
|
Rp 5,00
|
Rp 3,00
|
C
|
Rp 5,00
|
Rp 0
|
Rp 1,00
|
Rp 0
|
D
|
Rp 1,00
|
Rp 2,00
|
Rp 0
|
Rp 0
|
Dalam
contoh total opportunity-cost matrix
pada Tabel 3.4 terdapat paling sedikit satu nilai nol, dalam setiap baris dan
kolom.
- Langkah berikutnya adalah mencari skedul penugasan dengan suatu total opportunity-cost nol. Untuk mencapai penugasan ini dibutuhkan 4 (empat) “independent zeros” dalam matriks. Ini berarti setiap karyawan harus ditugaskan hanya untuk satu pekerjaan dengan opportunity-cost nol atau setiap pekerjaan harus diselesaikan oleh satu karyawan. Prosedur praktis untuk melakukan test optimalisasi adalah dengan menarik sejumlah garis horisontal atau vertikal untuk meliput seluruh elemen bernilai nol dalam total opportunity-cost matrix (lihat Tabel 3.5).
Tabel 3.6 Tabel optimalisasi
Karyawan
|
Pekerjaan
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
A
|
Rp 0
|
Rp 5,00
|
Rp 1,00
|
Rp 7,00
|
B
|
Rp 0
|
Rp 2,00
|
Rp 5,00
|
Rp 3,00
|
C
|
Rp 5,00
|
Rp 0
|
Rp 1,00
|
Rp 0
|
D
|
Rp 1,00
|
Rp 2,00
|
Rp 0
|
Rp 0
|
Dalam
Tabel 3.5 ada tiga baris yang meliputi seluruh nilai nol dibanding empat baris
atau kolom, sehingga langkah berikutnya diperlukan untuk merevisi matriks.
- Untuk merevisi total opportunity-cost matrix, pilih elemen terkecil yang belum terliput garis-garis (yaitu opportunity-cost terendah atau pada contoh di atas = 1) untuk mengurangi seluruh elemen yang belum terliput. Kemudian tambahkan dengan jumlah yang sama (nilai elemen terkecil) pada seluruh elemen-elemen yang mempunyai dua garis yang saling bersilangan (5 pada baris C dan 1 pada baris D), atau sama dengan 6 dan 2. Masukkan hasil-hasil ini pada matriks dan menyelesaikan matriks dengan seluruh elemen-elemen yang telah direvisikan pada Tabel 3.6 berikut ini didapatkan dengan mengikuti prodsedur di atas.
Tabel 3.7 Matriks perbaikan dan Tes optimalisasi
Karyawan
|
Pekerjaan
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
A
|
Rp 0
|
Rp 4,00
|
Rp 0
|
Rp 6,00
|
B
|
Rp 0
|
Rp 1,00
|
Rp 4,00
|
Rp 2,00
|
C
|
Rp 6,00
|
Rp 0
|
Rp 1,00
|
Rp 0
|
D
|
Rp 2,00
|
Rp 2,00
|
Rp 0
|
Rp 0
|
- Dalam Tabel 3.6 dibutuhkan empat garis untuk meliputi seluruh nilai nol atau sama dengan jumlah baris atau kolom, sehingga matriks penugasan optimal telah tercapai. Karyawan B ditugaskan untuk pekerjaan I karena baris B hanya mempunyai satu nilai nol pada kolom I. Kolom II berisi satu nilai nol pada baris C, jadi karyawan A ditugaskan untuk pekerjaan III, karena pekerjaan I telah ditugaskan pada karyawan B. Karyawan D ditugaskan untuk pekerjaan terakhir, yaitu pada pekerjaan IV. Skedul penugasan optimal dengan biaya minimum adalah sebagai berikut :
Skedul
Penugasan Biaya
Karyawan
A pada pekerjaan III Rp
18,00
Karyawan
B pada pekerjaan I Rp
14,00
Karyawan
C pada pekerjaan II Rp
20,00
Karyawan
D pada pekerjaan IV Rp
16,00 +
Jumlah Rp 68,00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar